Selasa, 10 Juli 2018

Praktik Manipulasi

Delapan macam praktik manipulasi informasi akuntansi menurut Charles DiLullo, akuntan dan profesor akuntansi di the American College in Bryn Mawr, Pennsylvania:


  1. Pengakuan pendapatan lebih awal.
  2. Pengakuan pendapatan yang masih diragukan.
  3. Pengakuan pendapatan fiktif.
  4. Manipulasi penghentian aset atau investasi.
  5. Manipulasi distribusi biaya operasional.
  6. Manipulasi pelaporan utang.
  7. Manipulasi distribusi pengakuan pendapatan.
  8. Manipulasi pengakuan biaya operasional.


Whistle Blowing

Whistle-Blowing



Whistle-blowing adalah praktik pelaporan pelanggaran etika, hukum, atau peraturan, oleh pegawai perusahaan ke pihak-pihak yang berkepentingan.
Kapan whistle-blowing dapat dipraktikkan?
Pada saat dalam situasi hanya dengan whistle-blowing problem pelanggaran etika diduga kuat bisa diatasi. 

Kondisi-kondisi yang mendorong perlunya whistle-blowing:
1. The proper motivation (tepat motivasi). Whistle-blowing harus dilakukan dengan tujuan moralitas yang tepat, bukan untuk tujuan persaingan atau balas dendam. 
2. The proper evidence (bukti yang tepat). Didasarkan pada bukti-bukti yang kuat tentang adanya pelanggaran etika.
3. The proper analysis (analisis yang tepat). Hanya dilakukan setelah dilakukan analisis secara cermat tentang kerugian yang ditimbulkan oleh pelanggaran etika. 
4. The proper channel (saluran yang tepat). Harus dicari saluran komunikasi internal yang tepat sebelum menginformasikan ke publik. Sedapat mungkin pelanggaran moral dan etika terselesaikan secara internal.    

Persyaratan lain whistle-blowing: 
1.Terdapat kebutuhan (need), misalnya karena pelanggaran etika/moral tidak kunjung teratasi. 
2.Kemampuan (capability). Memiliki kemampuan untuk menyelamatkan keadaan. 
3.Kedekatan (proximity). Pelanggaran  etika moral terjadi di lingkungan terdekat dengan tanggungjawabnya. 
4. Orang terakhir (last resort). Menjadi satu-satunya orang yang tahu dan memiliki kemampuan untuk menjadi whistle-blowing. 

conflict ethics

Mengatasi Konflik Etika



Anjuran “the Standards of Ethical Conduct for Practitioners of Management Accounting and Financial Management”:

Ketika berhadapan dengan permasalahan etika yang serius, harus dicari solusi sesuai dengan kebijakan organisasi dalam mengatasi konflik. Dalam hal kebijakan organisasi tidak mampu memberikan solusi, langkah yang harus ditempuh adalah: 

1. Mendiskusikan isu dengan atasan langsung, jika tetap tidak diperoleh solusi, maka problem didiskusikan dengan level manajemen yang lebih tinggi lagi.
2. Klarifikasi permasalahan etika secara rahasia (confidential) dengan pihak-pihak yang memiliki otoritas dan kompetensi, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kemungkinan solusinya.
3. Konsultasi dengan kuasa hukum tentang hak dan kewajiban legal sehubungan dengan problem etika yang sedang dihadapi.
4. Jika problem tetap tidak bisa diatasi, dan eskalasinya semakin tinggi, solusi terakhir adalah mengundurkan diri.  

Etika Dalam Profesi Akuntansi


Independence Standard Board

Tanggung jawab manajemen termasukan akuntan dan manajeme keuangan dalam ISB (Independence Standard Board) dijelaskan sebagagi berikut:


  • Manajemen bertanggungjawab atas laporan keuangan, termasuk bertanggungjawab atas pilihan metode akutansi dan judgment dalam penyajian laporan keuangan. Tanggungjawab ini tidak bisa dialihkan kepada siapapun.
  • Akuntan manajemen dan keuangan dalam perusahaan bertanggungjawab atas kebenaran dan kejujuran penyajian laporan keuangan, meskipun kebenaran dan kejujuran tersebut memberikan efek negatif terhadap perusahaan.
  • Jadi meskipun akuntan manajemen dan akuntan keungan dipekerjakan oleh perusahaan, tugas mereka adalah menyebarkan informasi yang benar tentang potret keuangan perusahaan
Etika Akuntan Manajemen dan Akuntan Keuangan Mencakup Empat Standard:

Kompeten: Yang berarti bahwa seorang akuntan manajemen dan akuntan keuangan harus mampu menjaga pengetahuan nya dengan tepat.Yaitu dengan selalu mengerjakan suatu pekerjaan mengikuti aturan yang berlaku, mengikuti hukum-hukum, serta sesuai dengan standard teknisnya. Dalam menyajikan informasi seoarang akuntan keuangan dan akuntan manajemen juga harus terpercaya, relevan, dan telah dianalisis secara memadai.
Kerahasiaan: Seorang akuntan manajemen dan akuntan keuangan harus mampu menjaga rahasia informasi dan dokumen yang bersifat rahasia atau tidak untuk umum.
Integritas: Integritas harus dimiliki dalam diri akuntan manajemen dan akuntan keuangan. Karena harus mampu untuk mempertanggung jawabkan seluruh informasi dan akitfitas yang telah di kerjakan.
Objektivitas: Inti dari standar kode etik adalah objektivitas, yang menuntut seorang akuntan untuk manyampaikan informasi secara wajar dan secara tepat.

SIKLUS PENDAPATAN SESUAI PROSEDUR AUDITING

Pengertian Siklus Pendapatan Siklus Pendapatan adalah siklus utama dalam transaksi penjualan, baik penjualan barang atau penjualan jasa ...